Senin, 07 November 2011

Misteri Pulau Sempu Part 1

Berawal dari seringnya gue ngeliat telenopela, gue inget kata-kata Fernando kepada Maria. Fernando bilang “Seorang mahasiswa sebaeknya memiliki banyak pengalaman dan bejiwa petualang, karena pengalaman adalah guru terbaek bagi kita”. Maria hanya bisa manggut-manggut aja.
Gue termotivasi dengan kalimat tersebut. So, karna gue seorang mahasiswa gue mesti memperbanyak pengalaman dalam hidup gue.
Holidey, karna Indonesia terdiri dari beberapa kepulauan, gue sama temen-temen gue berinisiatif berlibur sekalian berpetualang ke luar pulau jawa.
Awalnya yang kita tuju adalah pulau Bali, dimana pulau Bali memiliki banyak tempat pariwisata, budaya, hiburan, dan laen sebagaenya.
Temen gue yang paling gede badannya (Fahrija) bilang “Percuma kalo kita cari pengalaman cuman seneng-seneng aja tapi nggak ada tantangannya”.
Dengan berbagai pertimbangan kita nggak jadi berpetualang di Bali. Padahal gue pengen banget nyobain jadi yang namanya cowboy in paradise (saat itu lagi gempar2nya berita cowboy in paradise).

So, akhirnya kita pilih PULAU SEMPU. Jika kita lihat di peta, pulau Sempu terletak sebelah selatan kota Malang lebih tepatnya di pantai Sendang Biru. Para perombak besarpun pernah singgah di pulau tersebud. Ex : Jack Sparow (Pirates of Caribean), Luffi (One Piece), Indro (warkop), Parto (patrio) dan masih banyak yang laen.
Gue sih pernah ke pulau Sempu tapi gue hanya sekedar berenang dan bermaen sampan.
Karna kali ini kita bener-bener menginginkan sebuah tantangan. Kita bertekat untuk kemping(berkemah) di pulau tersebut.
Dahulu kala
Gue cari informasi ke kakak gue, karna kakak gue juga habis kemping di pulau Sempu. Ternyata kata kakak gue, di pulau Sempu seminggu ini udah ada orang yang ilang. SADIS.. dalam hati gue bertanya-tanya. Apa bener?? Ilang kenapa?? Jangan-jangan Hantu Bibir Juling dan Hantu Mata Sumbing itu bener-bener ada.
Mereka menakut-nakuti manusia dengan muka anehnya. HAA...HAA..HAA.. dan manusia berlari ketakutan.
Hantu-hantu itu mengejar dan menyemburkan api dari muludnya. Kemudian Power Renjespun datang untuk menyelamatkan dan serentak berkata ”Demi kekuatan Cinta dan Kasih Sayang, kami akan mengalahkanmu”. Terjadilah Perang Dunia.
Saat informasi orang ilang itu terdengar nyokap gue, gue nggak di bolehin kemping di pulau Sempu.
Nyokap gue bilang ”Rifki mau pergi kemana aja boleh deh, asalkan jangan ke pulau Sempu. Mama khawatir”.
(Kata-kata mutiara : Janganlah kamu melawan orang tua, karena Ridho Allah ada pada Ridho orang tua). SADAAAB..
Kemudian gue melakukan pendekatan dan ngomong baek-baek sama nyokab gue. Akhirnya pendekatan gue ke nyokap berhasil.
Kalo bokap sih asalkan gue nggak aneh-aneh, nggak bicara kotor di tempat tersebut dan gue berniat untuk bertafakkur kepada Sang Pencipta nggak jadi masalah.
Hari minggu sore sambil bawa tenda, dua tikar dan dua tongkat, gue berangkat menuju kontrakan temen gue.
Sampe disana kita nunggu temen-temen yang masih belum balik dari rumahnya.
Rencana awal gue sama temen-temen pengen berangkat Senin pagi. Berhubung temen gue Ari, dia baru balik dari Jakarta senin siang. So, kita mengundur keberangkatan jadi Selasa Pagi.
Hari Senin malem segala persiapan kita lakukan, mulai dari mie instan, makanan ringan, kamera, selimud, P3K, peralatan masak, segala aksesories kemping dan seperangkat alat sholat kita bawa dan tak lupa sebutir bola kita bawa karna kita adalah satu tim fudsal yang solid. Hhe..
 Esok hari yang cerah menyambut kepergian kita. Empat sepeda dan delapan personil gue, fahriza, vidi, fatikh, ari, surya, yusron dan faruq dengan membaca tiga kali kalimat syahadat secara bersamaan kita bener-bener dinyatakan masuk Islam.
Bismillahirrohmanirrohim... kita berangkat.
Yusron (Mas Yus), Faruq (Baykun), Ari (Lembah), Fahrija (Nginging), Vidi (Kepik), Rifki (Mbem2), Fatikh (Kempor), Surya
Sekitar tiga jam kita sampai di pantai Sendang Biru. Tempat paling ujung di daerah Malang. Terlihat jelas pulau Sempu diseberang kita.
Gue dan Surya segera mengurus perijinan agar kita bisa kemping di pulau Sempu. Dan yang laen istirahat, sholat dan makan. Setelah semua selesai, kita nitipin motor kekantor perijinan.
Barang-barang bawaan
Waktu menunjukkan pukul 14.00 WIB. Kemudian kita menaiki perahu motor untuk menyebrang menuju pulau sempu. Di atas perahu kita menunaikan sesi pemotretan pertama. Dengan gaya ala pirets of karibean kita berpose.
Sungguh luar biasa indahnya pemandangan pantai pada saat itu. Semilir angin memberi kehidupan baru bagi kita, sepasang lumba-lumba berenang begitu lucu dalam mimpi kita, nahkoda memlintir kumisnya yang tebal sambil bernyanyi “DISINI SENANG.. DISANA SENANG.. DIMANA-MANA HATIKU SENANG..”.
Tanpa kita sadari, kitapun hanyut menirukan lantunan nahkoda itu. Tapi pada saat lagu Celine Dion “My Heart Will Go On” diputar oleh Si Yusron.
Ternyata nahkoda itu meneteskan air matanya.
Dan gue bertanya ”kenapa bapak nangis??”
Nahkoda ngejawab ”gue inget masa lalu gue, dulu gue jadi asisten nahkoda kapal Titanic. Saat kejadian itu gue bisa nyelametin diri gue sendiri. Tapi mas.. tapi”
Dengan penasaran gue mempertegas “tapi apa bapak??”
Nahkoda itu ngejawab ”Tapi anak dan istri gue nggak selamat”
Nahkoda itu terus berlimang air mata sambil menundukkan kepalanya di punadak gue.(Saat itu gue duduk samping nahkoda yang sedang bekerja, mengendarai perahu supaya baik jalannya).
Semua terbawa suasana sedih, haru dan simpati terhadap nahkoda itu. Temen-temen gue sejenak berusaha menahan tetesan air matanya.
 
 
 
 
 
 
 Kemudian sesampai di pinggir pulau sempu kita turun dan meminta nomer telpon nahkoda itu.
Nahkoda itu berpesan “Kalian lewat jalan yang berlumpur aja, jangan lewat jalan laen. Karna kemarin ada orang yang ilang gara-gara mereka nggak nurut nasehad gue. Dan besok kalo kalian mau balik, telpon gue aja??” kita bersamaan ngejawab dengan lantang “Oke”. Dalam hati gue “ternyata Hantu Mata Sumbing dan Hantu Bibir Juling itu nggak ada hanya sebuah dongeng yang sering gue bacain ke adeg gue sebelum dia tidur”.
Kemudian kita akan memulai perjalanan ke Segoro Anakan. ”Segoro Anakan yaitu salah satu tempat wisata yang terdapat di pulau Sempu yang dapat ditempuh kurang lebih dua jam” begitu kata Christian Sugiono dan Titi Kamal pada waktu mengatakan ijab kobul.
Dengan barang bawaan yang sudah ditentukan kita berangkat. Saat memasuki hutan, sudah nggak ada lagi sinar matahari yang terlihat. Hanya suara burung, monyed, sapi, kambing, kerbau dan gajah.
Akar-akar pohon yang menjulur bercampur lumpur menjadikan perjalanan kita semakin terasa berat dan licin. Bukan hanya itu, sesekali kita terpeleset tersungkur ke dalam lumpur. Alas kaki yang kita gunakan putus, pakean sudah berubah menjadi kecoklatan, kaki yang terpeleset hingga sobek, kepala terbentur hingga berdarah, ingus berwarna hijau keluar dari hidung Fahrija hingga menyentuh lumpur karna sangat disayangkan sesekali ingus itu di hirup kembali. Srrrooooottt.. menjijikkan itulah yang sering dilakukan Fahrija. SORRY..
Susahnya medan
Kelelahan
Istirahat di tengah perjalanan
 Perjalanan dilanjutkan tanpa memakai alas kaki, gue hanya bisa ngucapin ”Allahummasholli ’ala Sayyidina Muhammad” secara terus-menerus. Kemudian dalam perjalanan kita bersisipan dengan tiga cowok bule. Temen gue Ari nanya ”Mister, Is it still far??” Salah satu dari bule itu ngejawab ”Sek suwe mas (dalam bahasa Jawa berarti Masih Lama Mas)”. Dalam hati kita ”Anjrid, ternyata bule juga bisa bahasa Jawa”.
Tiga puluh menit setelah bertemu bule, kita bersisipan lagi dengan empat cowok dan dua cewek. Herannya, mata kita selalu tertuju pada dua cewek tersebut. Jarang-jarang banget dihutan ngeliat cewek dengan body yang aduhai, berpakean minim, rambut yang awalnya dikuncit kemudian terurai dengan indahnya sesekali cewek itu menggelengkan kepalanya dan semilir anginpun menyertai kejadian itu. OW SADIS.. ternyata mereka lagi pemotretan iklan shampo. Saat Si Vidi yang beraksi menanyakan ke salah satu cewek ”Neng, Segoro Anakan masih jauh nggak??” cewek itu ngejawab dengan senyum manisnya ”Kurang setengah perjalanan lagi bang”. TOBAAAAT.. Perasaan udah jalan sejauh ini tapi masih kurang setengah perjalanan. Gue tau semua pada kelelahan. Tapi kita tetap harus melanjutkan perjalanan. Daripada kita nggak nyampe-nyampe terus malam hari datang dan kita masih berada dihutan. Bisa-bisa Hantu Mata Sumbing dan Hantu Bibir Juling itu memperkosa kita.
Waktu menunjukkan pukul 15.30 kita masih juga belum sampai. Jalan semakin menanjak seluruh tenaga terkuras habis. Fatikh yang berposisi didepan dan sok pemberani itu terus berjalan sepuluh langkah lebih jauh dari rombongan. Ternyata sambil terpeleset-peleset dia lari ke belakang dan berteriak ”Macan Item.. Macan Item..”. begonya nih Si Fahriza yang berada di barisan tengah salah nangkep kata-kata. Si Fahriza ngira ”Apa?? Orang Item..” dia ikutan lari. Anehnya lagi Si Faruq yang di belakang sendiri dengan sedikit nggak percaya berteriak ”Apa?? Ibu hamil bawa anag item”. SADIS.. Ada apa dengan temen-temen gue. Saat kejadian nggak beres itu terjadi, Gue dan Surya tanpa pikir panjang langsung maju kedepan dan memastikan apa bener ada Macan Item.
Gue langsung nglemparin batu ke arah yang dituju. Sejenak suasana jadi sunyi. Surya memberika aba-aba ”Ssst..Ssst..”. Kemudian Macan Item itu lompat keluar dari bebatuan dan ada di hadapan gue sama Surya. Reflek gue membaca istighfar ”Astaughfirullah hal Adzim” Semua kaget. Gue sama Surya dek-dekan, gue ambil batu lagi dan gue lemparin ke muka Si Fatikh seraya berkata ”Anjing Loe, ini bukan Macan Item tapi Kucing Item”. Kemudian kucing itu mengeong dan pergi. Hufd..
Padahal semua udah pucet, apalagi Si Vidi dengan membawa air mineral kardusan, dia udah bersiap mandi jenazah dengan air mineral yang dibawanya.
(Kata-kata mutiara : Janganlah loe percaya sama perkataan orang laen sebelum loe buktiin sendiri. Seringlah pake cotton bud biar nggak tuli akut, tapi jangan terlalu dalam memasukkan cutton budnya karna pendarahan dari telinga bisa saja terjadi).
Nggak lama kemudian tiga puluh menit sih, kita nyampai di Segoro Anakan. Tempat yang kita idam-idamkan untuk berbulan madu. Dengan menahan nafas kemudian mengeluarkannya dan berkata ”Alhamdulillah..”
Temen-temen gue yang udah terlena dengan keindahan alamnya. Langsung gue obrak-abrik buat bantuin gue diriin tenda.
 
 
 
 

5 komentar:

novri mengatakan...

jelek cerita nya
gaya loe pu ngk bnget di lihat

novri mengatakan...

jelek cerita nya
gaya loe pu ngk bnget di lihat

Unknown mengatakan...

cerita'e mantap om alangkah lebih mantapnya lagi kalo ceritanya lebih lengkap dan mendetail agar bisa jadi referensi saya dan yang lainnya...
di tunggu cerita lengkapnya yaa,,,

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.