Senin, 07 November 2011

Misteri Pulau Sempu Part 2

Setelah tenda berdiri, kita langsung bubar. Ada yang maen bola, renang, surfing, salto-salto nggak jelas, maen columbus, bom-bom car, sampe tornado.
Tenda sudah berdiri
Proses pendirian tenda
Gue masang pasak
Temen susah, ini malah nyante2
 Laen dengan gue, gue jalan-jalan sendiri di tepi pantai menikmati indahnya air luas yang menggenang dengan dikelilingi bukit-bukit yang tinggi, dengan semilir angin suasana begitu terasa sejuk sambil nyanyi ”berjalan di tepi pantai.. bertiub angin berhembus.. dst”. Kemudin gue mencoba mendekati air dan gue nglepas celana gue yang kotor kemudian gue berjongkok dan melambaikan tangan untuk merasakan segarnya air. Sambil merasakan kesegaran air, gue menghirup dan merasakan kesejukan udara, semakin panjang gue menghirup. Kemudian gue mengeluarkannya secara perlahan dengan tersenyum lebar disertai suara misteri ”PREET.. PREKETET.. CRUT.. BRUT.. AHH” Saat itu gue ngerasa puas banget. Kemudian Olga sebagai pembawa acara Apa Ini?? Apa Itu?? Dateng dan menanyakan dengan gaya khasnya. (sambil menunjuk benda yang telah gue keluarin) Apakah Aku?? Aku berbentuk seperti pisang goreng. Aku berwarna kuning kecoklat-coklatan. Aku memiliki aroma yang khas dan semua orang selalu membersihkanku. Sekali lagi Apakah Aku?? ckck..
Waktu maghrib tiba, setelah semua selese bersih diri, maen-maen, foto-foto, dan laen-laen.
Kemudian kita melaksanakan ibadah sholat maghrib plus isya’. Karna kita sebagai musafir, kita boleh menjama’ sholat. Begitu kata Ust. Rifki Ahmad M.Kc, (Maha Kuclug).
Ibadah selese, saatnya gue sama temen-temen menjalankan acara berikutnya yaitu ”Mak Lampir di Pantai (Makan Malam di Pinggir Pantai)”.
 
 
 
 
 Namanya orang kemping kita masak makanan seadanya dan sewajarnya (maklum cowok). Waktu itu kita masak soto, kare dan bakso (pop mie maksudnya kan ada rasa soto, kare dan bakso).
Kita masak pake bahan bakar parafin. Parafin adalah sebuah benda persegi panjang yang berukuran 3x2 cm dan sering digunakan para kempinger atau orang yang kemping. Karna sangat praktis dan nggak mungkin meledak. Oleh karna itu, cocok buat emak-emak
yang lagi trauma sama elpiji. Yangmana elpiji saat ini menjadi bahan peledak yang menerror semua warga Indonesia. Kasian warga Indonesia sampe Densus88pun nggak sanggup menanganinya.
Sambil nikmatin Mak Lampir di Pantai, kita juga menghibur diri dengan maen poker. Tau poker?? Poker adalah musuh bebuyutan dari superhero gabungan antara manusia dengan kelelawar atau bisa disebut BATMAN. Kalau superhero gabungan antara manusia dengan laba-laba  SPIDERMAN. Sekarang pertanyaannya superhero gabungan antara manusia dengan monyet apa?? Jawabannya HANOMAN superhero tertua dan belum pernah di filmkan. Pengen banget gue bikin film tentang superhero legendaris tersebut. Jadi semakin melebar dari cerita. Hhe..
Saking enaknya kita menikmati suasana dinner, pokeran, ngopi. Tak terasa hari udah semakin larut bagaikan air dimasukkan garam. Nah bingung lo.
Kemudian Fahriza bilang kalo dia ngantuk, capek, dan keliatan kurang sehat begitulah penampilan sehari-harinya. Fahrizapun masuk tenda dan tidur dengan beralaskan karpet semata.
Gue dan temen2 laennya masih ngelanjutin malam hari itu dengan senda gurau. Selang 15 menit, ada suara wanita menyanyikan lagu jawa bisa disebut nyinden. Secara karna gue sering nonton program televisi realigi dan imajinasi gue tinggi, reflek gue bilang itu pasti hantu. Dengan sedikit rasa takut kita perlahan nyari sumber suara orang nyinden itu. Kita bener-bener takut waktu tau sumber suara itu berada di dalam tenda kita. Dari jarak sekitar 10 meter kita mengkhawatirkan temen kita Si Fahriza, dengan rasa bingung dan bertanya-tanya.”Apa suara itu dari MP3nya Fahriza, atau jangan-jangan Si Fahriza yang nyinden (itu nggak mungkin karna itu adalah suara wanita) temen gue Vidi nyletuk bilang ”Jangan-jangan Fahriza boking wanita buat nemenin dia” semua pada serentak ketakutan ”Mungkin??”.
Kemudian  kita perlahan-lahan ngecek apa yang ada di dalam tenda. Kita ngeliat Fahriza duduk dan suara itu keluar dari mulut Fahriza semua nggak percaya kalo Fahriza bisa nyinden apalagi dengan suara mirip wanita. Bagi gue itu adalah bakat terpendam. Tapi suasana begitu cepat berubah saat Fahriza memalingkan mukanya ke kita. Mukanya tampak pucat, lirikan matanya tajam, semua diem. Temen gue Faruq mundur tiga langkah dan mengatakan ”enggak..enggak.. ini nggak mungkin” dengan raut muka nggak percaya dan memegang kepalanya sambil memandang ketanah. Si Surya mencoba memperjelas ”Apanya yang nggak mungkin??”sambil kebingungan. Gue dan temen-temen yang lain terdiam ngeliat Faruq dan Surya tanpa merhatiin keadaan Fahriza. Kemudian Faruq ngejawab pertanyaan dari Surya ”Fahriza pasti kesurupan, nggak mungkin dia bisa nyinden, apalagi suaranya mirib wanita” sontak gue bilang ”Iya Fahriza kan orang kalimantan, nggak mungkin dia bisa bahasa Jawa halus”.
Kemudian mata kita langsung menuju tenda melihat keberadaan Fahriza. Kaget itu yang kita rasakan, Fahriza ilang, yang tadinya duduk di dalem tenda tiba-tiba udah nggak ada. Kita bingung nggak karuan, kemudian Surya ngeliat Fahriza tak jauh dari kita sekitar 50 meterlah. Fahriza dengan tatapan tajam ngeliat kita dan kemudian dia lari menuju hutan.
Surya langsung memberi komando ”Ayo cepet kita susul Fahriza, ambil senter buat penerangan” kita semuapun menuruti perintah dari Surya. Dalam hati gue ”kacau kalo nggak sampe ketemu, kita harus bilang apa ke keluarganya??Masak gue harus berbohong dengan mengatakan ”begini pak,  Fahriza meninggal jadi tumbal Hantu Mata Sumbing dan Hantu Bibir Juling” polos banget gue kalo bo’ong.
Udah sekitar 10 menit kita nyari jejak Fahriza tapi nggak ketemu. Dia lari begitu cepat bak Jaguar yang mengejar mangsanya. Surya bilang ”Gimana kalo kita berpencar jadi 2 kelompok” dengan jujur gue ngejawab”engga sur, gue takut, mending kita sama-sama sampe Fahriza ditemuin”. Syukurlah semua sependapat dengan gue.
Tanpa merasa lelah kita tetap mencari, di tengah perjalanan kita mendengar suara orang ngucapin ”Laailahailallah.. Lailahailallah..” secara terus menerus. Kita diam sejenak kemudia suara itu semakin keras dan semakin mendekati ke arah kita. Kitapun bersembunyi di semak-semak. Tanpa sepengetahuan kita ada sekitar enam orang yang mukanya pucet, pakeannya kotor sedang membopong keranda mayat yang tertutub kain berwarna putih dan berkata ”Laailahailallah.. Laailahailallah..” dengan langkah begitu cepat.
Kejadian itulah yang membuat pertama kali dalam hidup gue kencing dicelana dengan lancar tanpa rasa malu. Gue bener-bener ketakutan dan hanya bisa mengucapkan Ashmaul Husna (itulah kehebatan gue meskipun dalam keadaan seburuk apapun gue tetep hafal 99 Ashma Allah). Mungkin semua temen gue juga ngerasa ketakutan seperti gue.
Berbeda dengan Surya, dia tetep optimis untuk melanjutkan pencarian Fahriza. ”Ayo kita buntuti orang-orang itu” ucab Surya. Temen gue Ari ngomong sambil ketakutan ”Tttt..ttaa..tapi sur..” Surya mempertegas ”Tapi apa?? Nggak usah tapi-tapian, kita mesti nyari Fahriza sampe ketemu”. Dalam hati gue ”seberapa penting sih seorang Fahriza??”.
Kitapun membuntuti  sekitar 30 meter dari orang-orang yang membopong keranda mayat tersebut.
Selama 10 menit kita ngikuti orang-orang tersebut. Kemudian mereka berhenti dan di depan mereka sudah ada lubang sekitar 2 x 1 meter. Kitapun berhenti dan bersembunyi mengintip apa yang mereka lakukan. Mereka menurunkan keranda itu di dekat lubang. Kemudian membuka kain putih yang menutupi keranda tersebut. Dan kita sangat amat kaget, syok ternyata yang berada di keranda tersebut adalah Fahriza dengan kondisi tak sadarkan diri. Temen-temen gue lemes, dan gue pingsan 5 detik.
Kemudian mereka membuka rangka besi penutup keranda dan terlihat akan memasukkan Fahriza kelubang dekat mereka. Karena Surya sudah bertekat nylametin Fahriza. Suryapun berteriak ”Jangan..” kemudian orang-orang itu layaknya hantu dengan muka pucat menyeramkan menghampiri kita. Karena gue pernah denger dari ustadz gue kalo ada hantu baca aja ayat kursi, surat an-naas, al-falaq, dan kulhu. Kemudian gue bilang ke temen-temen ”baca aja ayat kursi, an-naas, al-falaq dan kulhu, pasti mereka ketakutan dan pergi”. Kita melantunkan ayat-ayat tersebut dengan khidmat walaupun nggak hafal. Kemudian setan-setan yang menjelma jadi orang itu kepanasan dan memegang kepalanya dan kemudian hilang.
Dan kitapun langsung berlari menghampiri Fahriza yang masih terlelap dari tidurnya. Semua cerita Horror  di atas hanyalah mimpi yang terpendam dari seringnya gue ngeliat film keramat. Hhe..
 Yang sebenernya..
Kita maen poker sampe jam 11 malem. Kemudian tidur bareng-bareng.
 
 
 
 Dan pukul 5 pagi kita bangun, kemudian solat shubuh berjamaah.
Nah, setelah solat kita masak pop mie dan bikin kopi lagi.
Terus setelah itu pukul 6 kita bongkar tenda, bersiin perkemahan dan bersiap untuk perjalanan pulang.
Tapi gue belum cukup puas berenang dan menikmati keindahan alam di Pulau Sempu.
 Kemudian tanpa basa-basi gue nyebur dan berenang lagi, akhirnya temen-temen gue ikutan berenang, foto-foto dan sepak bola.
Hmm.. indahnya Segoro anakan at Pulau Sempu..
 
 
 
 
 
 
 
Romantis
 
 
 
 
 Pukul 9 pagi kita selese dan bersiap untuk ngelanjutin perjalanan kembali ke pulau Jawa.
Pukul 10 kita nyampe dipenyebrangan antara Pulau Sempu dan Pulau Jawa.
Kemudian Surya telpon nahkoda yang udah kita boking untuk ngejemput kita di tempat penyebrangan.
Sekitar 10 menit nahkoda itu datang dengan perahunya.
Kitapun segera naik dan tak sabar ingin menginjakkan kaki ke Pulau Jawa tercinta.
Sesampai di Pulau Jawa lebih tepatnya daerah Sendang Biru kita udah nggak kuat menahan nafsu.
Banyak penjual maksiat yang menjajahkan diri.
Kitapun segera turun dari perahu dan langsung saling tawar menawar dengan orang yang menjual maksiat tersebut.
Satu hari semalem kita nggak bertemu yang seperti ini.
Tanpa banyak perbandingan, kita semua disana langsung melakukan maksiat bersama-sama.
Gue udah bener-bener nggak betah.
Kalian tau Apa MAKSIAT yang gue maksut??
Yang gue maksut adalah MAKSIAT = MAKan SIang SehAT..
Itulah yang kita lakukan.
Saking laparnya temen gue Ari, Vidi, Faruq sampe ngabisin 2 porsi bakso dan 2 porsi es campur.
Mereka bener-bener bak Tarzan terlepas  ke kota.
Setelah Maksiat selese kita menunggu sekalian setelah solat dhuhur kita pulang ke kontrakan.
 
 
 
 
 
 Begitu cerita gue bersama sahabat yang udah gue anggap sodara gue Yusron, Faruq, Ari,  Fahriza, Vidi, Fatikh, Surya..
Ini gue bikin pas 3 jam sebelum hari ulang taun gue yang ke 19 tahun..
Semoga semua terhibur..
Gue pengen kalian semua seneng dan bisa bersama lagi di kemudian hari..
Amien..

1 komentar:

Dwi Rahmayanti mengatakan...

Gilaaaak lu bang ! Gw kira cerita kesurupan itu beneran. Oya.. katanya disana angker ya? Ana suara macan ato lolongan srigala. Bener gak sih?soalnya gw mau kesana minggu depan.